Senin, 21 Februari 2011

Institut Pertanian Bogor (IPB) Sebagai Agen Perubahan Sosial di Komunitas Jalan Babakan Raya Dramaga RT. 03/07, Dramaga, Bogor Barat


Abstrak
Penelitian ini hendak melihat perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat di Jalan Babakan Raya Dramaga, Bogor Barat. Perubahan yang terjadi pada sisi sosial-ekonominya yaitu beragamnya karakteristik penduduk dalam beberapa fase serta mulai maraknya sekto-sektor usaha informal yang tumbuh di Jalan Babakan Raya Dramaga. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan, seperti: strategisnya kawasan ini, dan terdapatnya institusi pendidikan tinggi yang berdiri di Jalan Raya Dramaga yang letaknya bersebelahan dengan Jalan Raya Dramaga. Hai inilah yang mendorong masyarakat sekitar untuk mengeruk keuntungan sekaligus memfasilitasi berbagai macam kebutuhan hidup.

Pengantar
Tulisan ini membahas mengenai perubahan sosial yang terjadi di jalan Babakan Raya (Bara) Dramaga Rt. 03/07 Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dilihat dengan membandingkan struktur sosial lama dengan struktur sosial yang baru. Dalam makalah ini berdirinya kampus Institut Pertanian Bogor yang berdampak pada perubahan sosial di masyarakat Babakan Dramaga. Babakan Raya Dramaga ini terletak disebelah kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), keberadaannya tentu saja akan mempengaruhi situasi dan kondisi yang tedapat di jalan Babakan Raya Dramaga tersebut. Aspek yang menunjukkan perubahan yang terjadi di wilayah ini adalah dari segi aspek ekonomi dan sosial. Penelitian ini di lakukan di dekat tempat tinggal penulis, karena untuk mempermudah mendapatkan data-data dan penulis juga ikut merasakan perubahan sosial yang terjadi di wilayah tersebut.
Penulis ingin mendeskripsikan bahwa perubahan sosial yang terjadi di Babakan Dramaga melaju sangat pesat. Perkembangan masyarakat dunia ketiga berlangsung secara evolusioner dan linier dan masyarakat bergerak ke arah kemajuan dari tradisi ke modernitas[1]. Hal tersebut sesuai dengan keadaan masyarakat di Babakan Raya Dramaga, dimana perubahan tersebut di indikasikan dengan semakin padatnya penduduk di Babakan Dramaga, bertambahnya rumah-rumah warga yang berubah menjadi kostan dan kontrakan, menjamurnya warnet (warung internet) dan rental komputer, pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan dan minuman, setiap hari minggu di jalan Babakan Dramaga ini muncul pasar kaget, mulai bertambahnya trayek angkutan kota menuju jalan Babakan Dramaga serta bertambahnya minimarket di sekitar kampus Institut Pertanian Bogor termasuk di jalan Babakan Dramaga.
Studi penelitian ini memfokuskan perubahan sosial yang terjadi di Babakan Dramaga yang di awali dengan perubahan sosial apa saja yang terjadi di Babakan Dramaga ini ? Apakah di Babakan Dramaga terjadi pengalihan fungsi lahan ? Apakah faktor pendatang yang menempuh bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor dapat mempengaruhi struktur sosial di Babakan Dramaga ini ? Bagaimanakah struktur sosial di Babakan Dramaga ini setelah mendapatkan pengaruh dari para pendatang yang berkuliah di IPB ? Apakah dampak yang di rasakan warga jalan Babakan Dramaga ini sebelum dan setelah didirikannya kampus IPB Dramaga ?
Dalam penelitian ini penulis menggambarkan sejarah daerah Babakan Dramaga pada tahun 1990-an dan Babakan Dramaga dalam konteks masa sekarang. Penulis juga menggambarkan perubahan sosial yang terjadi dimana Babakan Dramaga yang tadinya sepanjang jalan Babakan  Dramaga yang lengang, tidak banyak pedagang yang berjualan sekarang berubah menjadi pusat transaksi perekonomian warga yang tinggal di sekitar jalan Babakan Dramaga. Hal ini di akibatkan karena berdirinya IPB di sekitar Dramaga.

Deskripsi Lokasi
            Dalam penelitian ini, penulis akan mengambil lokasi penelitian di Babakan Raya Dramaga Rt. 03/07 Kelurahan Babakan Kecamatan Dramaga, Bogor Barat. Babakan Raya Dramaga secara geografis termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor. Asal mula Jalan ini dinamakan Babakan Raya Dramaga ini yaitu sebelumnya jalan ini bernama ”Babakan Rawa”. Dinamakan Babakan Rawa karena dahulu di daerah ini masih terdapat banyak rawa-rawa dan banyak pohon-pohon besar. Kemudian nama daerah ini berubah menjadi ”Babakan Raya Dramaga”, seiring dengan melajunya mobilitas dan tidak terdapat lagi rawa dan pohon besar di daerah ini.
            Daerah ini merupakan masyarakat yang bersifat heterogen, karena masyarakat yang tinggal di Babakan Raya Dramaga ini beragam suku, seperti Suku Sunda, Suku Melayu, Suku Jawa, Suku Papua, Suku Padang. Masyarakatnya terbuka dengan perkembangan teknologi. Meskipun begitu masyarakat disini tidak individualistis, satu sama lain saling mengenal dan menyapa dan dengan warga pendatang tidak bersifat acuh tetapi sangat kekeluargaan. Sehingga di Babakan Raya Dramaga ini jarang terjadi keributan atau perselisihan.
Gambar 1
Peta Lokasi Jalan Babakan Raya Dramaga
 Sumber : www.google.com dengan tags Peta Babakan Raya Dramaga
diakses pada tanggal 23 Maret 2010


            Babakan Raya Dramaga pada awanya hanya dihuni oleh penduduk asli yaitu Suku Sunda, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, daerah ini dihuni oleh para pendatang dan menjadi sasaran untuk membuka usaha. Banyaknya warga pendatang yang datang ke Babakan Raya Dramaga ini karena daerahnya berdekatan dengan kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga (IPB).
            Dahulu masyarakat di daerah ini mengandalkan sektor pertanian dan buruh bangunan sebagai mata pencahariannya tetapi karena semakin banyaknya warga pendatang yang datang ke daerah ini dan karena tuntutan ekonomi maka mendorong warga asli untuk menjual lahan pertaniannya untuk dijadikan sebagai tempat tinggal para pendatang atau mereka membuat usaha kontrakan. Dengan keadaan demikian, maka secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian warga asli dan pembangunan di Babakan Raya Dramaga ini.

Mengenai Institut Pertanian Bogor
Pendidikan Tinggi Kehutanan di Indonesia telah dimulai sejak sebelum kemerdekaan, saat pemerintah Hindia Belanda mendirikan Sekolah Tinggi Pertanian di Bogor (Landbouwhogeschool). Sekolah ini kemudian mengalami pergantian nama menjadi Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, yang salah satu jurusannya adalah Jurusan Kehutanan. Pada tahun 1963 Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor memisahkan diri menjadi institut dengan nama Institut Pertanian Bogor (IPB). Sejalan dengan itu Jurusan Kehutanan berubah menjadi salah satu fakultas dari enam fakultas yang membentuk Institut Pertanian Bogor. Pada saat mulai berdiri, Fakultas Kehutanan IPB menempati bangunan semi permanen yang luasnya tidak lebih dari 500 m2 di Jalan Raya Pajajaran Bogor, dibelakang Gedung IPB Pusat / Gedung Fakultas Pertanian IPB. Gedung tersebut terdiri dari ruang dekan dan pembantu dekan, ruang tata usaha/administrasi, ruang kuliah dan ruang perpustakaan. Pada saat itu jumlah mahasiswa tercatat sebanyak 153 orang dengan jumlah staf pengajar sebanyak 13 orang.[1]
Tahun 1968 Fakultas Kehutanan IPB menempati gedung baru, yang terletak di Darmaga (± 10 Km dari kota Bogor), dengan areal seluas ± 3000 m2 dan luas bangunan ± 5.000 m2. Bangunan tersebut terdiri dari 2 bangunan utama, yaitu Gedung Forestry (3 lantai) dan Gedung Silvikultur (2 lantai). Sejak tahun 1972, terjadi perubahan kurikulum secara mendasar dilingkungan IPB, Fakultas Kehutanan mulai melaksanakan kurikulum sarjana 4 tahun atau lebih dikenal dengan istilah program strata-1 (S1). Sejalan dengan dibukanya program Pasca Sarjana berstruktur ( S2 dan S3 ) dalam berbagai bidang pertanian dilingkungan IPB, maka pada tahun 1978 di Fakultas Kehutanan dibuka program pasca sarjana bidang Ilmu Perkayuan dan Pengelolaan Hutan. Pada tahun 1990 program studi ini berubah menjadi program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah diresmikannya Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan pada awal tahun 1983.
IPB memiliki empat kampus masing-masing masih berada di wilayah Bogor. Kampus IPB Dramaga berada di Jalan Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga Bogor, 16680. Kampus IPB Baranangsiang Bogor berada di Jalan Raya Pajajaran Bogor, 16153. Kampus IPB Gunung Gede Bogor berada di Jalan Raya Pajajaran Bogor, 16151. Kampus IPB Cilibende Bogor berada di Jalan Kumbang No. 14, Bogor 16151.
Di kampus IPB Dramga terdapat 9 fakultas, antara lain : Fakultas Petanian (S.1 terbagi atas jurusan Agronomi dan Hortikultura, jurusan Arsitektur Lanskap, jurusan Manajemen Sumberdaya Lahan dan jurusan Proteksi Tanaman), Fakultas Kedokteran Hewan (S.1 terbagi atas jurusan Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Klinik, Reproduksi, dan Patologi). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (S.1 terbagi atas jurusan Budidaya Perairan, Ilmu dan Teknologi Kelautan, Manajemen Sumberdaya Perairan, Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan jurusan Teknologi Hasil Perairan). Fakultas Peternakan (S.1 terbagi atas jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan dan jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan). Fakultas Kehutanan (S.1 terbagi atas jurusan Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Manajemen Hutan dan Silvikultur). Fakultas Teknologi Pertanian (S.1 terbagi atas jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Teknik Mesin dan Biosains, Teknologi Industri Pertanian, Teknik Sipil dan Lingkungan). Fakultas Matematika dan IPA (S.1 terbagi atas jurusan Biokimia, Kimia, Fisika, Geofisika dan Meteorologi, Ilmu Komputer, Biologi, Matematika dan Statistika). Fakultas Ekonomi dan Manajemen (S.1 terbagi atas jurusan Ilmu Ekonomi, Manajemen, Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Agribisnis). Serta Fakultas Ekiologi Manusia (S.1 terbagi atas jurusan Gizi Masyarakat, Ilmu Keluarga dan Konsumen dan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat).
Jurusan yang ada di Kampus IPB Dramaga ini relatif banyak, karena IPB Dramaga merupakan sentralnya dari IPB itu sendiri. Maka, disini terdapat fakultas dan jurusan inti IPB dan mayoritas yang belajar disini program S.1.

Struktur Sosial Babakan Raya Dramaga Tahun 1990
            Pada tahun 1990-an, struktur mata pencaharian masyarakat Babakan Raya Dramaga berbeda dengan keadaan pada saat ini. Bertani, berdagang dan buruh bangunan merupakan jenis mata pencaharian yang banyak dilakukan pada masa lampau. Pertanian merupakan mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat Babakan Raya Dramaga. Selain bidang pertanian, perdagangan pun menjadi sumber penghidupan bagi keluarganya. Sistem berdagangnya pun secara individu atau sendiri, kegiatannya dilakukan dengan cara berdagang dirumah sendiri, berkeliling kampung dan berdagang di pasar-pasar yang terdekat.
            Babakan Raya Dramaga dahulu merupakan hamparan rawa-rawa dan hutan. Rumah warga belum sepadat yang sekarang. Masyarakat sekitar mengenal Babakan Raya Dramaga dahulu sebagai Babakan Rawa. Hal ini berdasarkan keadaan Babakan Raya Dramaga dahulu terdapat banyak rawa. Pemaparan ini sesuai dengan yang dikemukakan informan berikut ini :

“Disini mah neng rumah begini dempet-dempetan ngga ada, rumah teh pajauh-jauh dulu mah neng. Terus dulu teh disini tuh banyak rawa, sawah sama pohon-pohon besar aja neng makanya dulu mah disini bukan Babakan Raya namanya tapi Babakan Rawa”[2]

Dahulu, masyarakat Babakan Raya Dramaga masih memandang asas kegotong royongan menjadi sesuatu yang penting. Pada dasarnya kegotong royongan ini merupakan suatu usaha dalam menolong sesama tanpa kepentingan materil (imbalan) dibaliknya. Hal ini sangat di dukung oleh masyarakat di Babakan Raya Dramaga, karena hal tersebut merupakan cerminan dari pola solidaritas yang memang sudah tertanam pada diri seorang individu yang pada hakikatnya sebagai makhluk sosial.
Diagram 1
Komposisi Etnis Warga Jalan Babakan Raya Dramaga Tahun 1990
  
Sumber : Pengamatan penulis, Mei 2010

Masyarakat pendatang di Babakan Raya Dramaga masih terbilang masih jarang, yang ada hanya masyarakat asli yang bersuku sunda saja yang mayoritas tinggal di wilayah ini. Pola interaksi masyarakat Babakan Raya Dramaga pada waktu itu masih berpola kekeluargaan. Dimana antara individu satu dengan individu lainnya ada suatu pola interaksi yang intensif pada saat kontak fisik terjadi. Norma hukum, kesopaan dan kesusilaan pun masih terjunjung tinggi sebagai norma yang menjadi patokan dalam hidup bermasyarakat. Kesopanan dalam berbicara, bertutur kata dan berpakaian menjadi cerminan pola perilaku remaja pada masa lalu. Misalnya, pada saat dahulu remaja putri takut berpergian pada malam hari karena khawatir pulang larut malam.
  
Tabel 1
Kependudukan Babakan Raya Dramaga Rt. 03/ Rw. 07

No.

Indikator
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan

Jml
Lk
Pr
SD
SD-SMP
SMA
PT
Bekerja
Tidak
Bekerja
1.
Jumlah jiwa dalam keluarga

145

155

-

-

-

-

-

-

300
2.
Kepala keluarga menurut status pendidikan


-


-


1


28


40


8


-


-


77
3.
Kepala keluarga menurut status pekerjaan


-


-


-


-


-


-


48


29


77
Sumber : Ketua Rt. 03/ Rw. 07



Struktur Sosial Babakan Raya Dramaga tahun 2010
            Keberadaan kampus Institut Pertanian Bogor di Dramaga sangat membantu warga dalam hal membangun segi perekonomian masyarakat di Babakan Raya Dramaga dan sekitarnya. Keberadaan Institut Pertanian Bogor mendorong warga pendatang untuk membeli lahan yang tujuannya mendirikan bangunan di Babakan Raya Dramaga atau untuk dihuni oleh warga pendatang tersebut sehingga dari segi etnis menjadi beragam. Hal ini juga berdampak pada peningkatannya taraf hidup dan berkembangnya berbagai jenis mata pencaharian sebagai pendukung kehidupan masyarakat. Selain bekerja sebagai buruh, jenis pekerjaan yang paling menonjol di luar sektor formal adalah bidang kontrakan, warung, kost-kostan, warnet, rental dan jasa. Sesuai dengan pemaparan yang dikemukakan oleh informan berikut ini :

“Warga disini mah sekarang banyak usaha kontrakan, kost-kostan, dagang sama buka warnet. Kan disini ada IPB yah jadi ya rame, ya inisiatip aja gitu buka usaha. Jadi penghasilannya lumayan lah buat nyambung hidup sama nyekolahin anak-anak”. [1]

Selain berkembang dalam segi perekonomian, perubahan dari segi pendidikan pun mengarah pada titik yang lebih baik. Hal ini diakibatkan oleh perubahan dari segi perekonomian masyarakat Babakan raya Dramaga yang membuka usaha kontrakan, warung dan kost-kostan sehingga penghasilannya dapat disisihkan untuk membiayai anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
            Pengaruh dari mobilitas masyarakat yang berbaur antara masyarakat asli dengan pendatang menimbulkan perubahan pola perilaku masyarakat asli. Sifat kegotong royangan, kepatuhan akan nilai keagamaan memang masih terlihat teguh di pegang tetapi di sisi ekonomi Babakan Raya Dramaga mengalami peningkatan sehingga terjadi penyimpangan pada nilai sisi hukum, seperti terjadinya perampokan dan pencurian. Serta pola hidup masyarakat Babakan Raya Dramaga yang berubah dengan adanya Institut Pertanian Bogor maka Babakan Raya Dramaga di penuhi oleh area konsumsi, seperti pedagang kaki lima, minimarket, ruko-ruko yang menjual baju dan aksesoris. Kemudian merubah pola hidup masyarakat Babakan Raya Dramaga menjadi konsumtif dan berperilaku hidup boros, padahal barang yang dibeli kadang tidak terlalu dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan pola hidup yang tadinya masih tradisonal atau pedesaan kemudian bergeser pada pola hidup masyarakat perkotaan.

Diagram 2
Komposisi Etnis Warga Jalan Babakan Raya Dramaga Tahun 2010
Sumber : Pengamatan penulis, Mei 2010

            Bertambahnya pendatang semakin membuat padat dan menambah keragaman komposisi etnis di kawasan ini. Etnis di Jalan Babakan Raya Dramaga masih di dominasi oleh etnis sunda tetapi pada tahun 2010 sedikit digeser oleh keberadaan etnis Jawa. Sebagian besar etnis Jawa merupakan pendatang yang bertempat tinggal dan berkuliah di IPB. Kepadatan semakin didorong oleh kawasan Babakan raya Dramaga ini yang strategis sehingga orang-orang cenderung menjadikan wilayah ini sebagai tempat mengembangkan usahanya. Pedagang tidak hanya menetap tetapi ada pedagang dari daerah lain yang berdagang disini.

Tabel 1
Kependudukan Babakan Raya Dramaga Rt. 03/ Rw. 07

No.

Indikator
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan

Jml
Lk
Pr
SD
SD-SMP
SMA
PT
Bekerja
Tidak
Bekerja
1.
Jumlah jiwa dalam keluarga

148

176

-

-

-

-

-

-

324
2.
Kepala keluarga menurut status pendidikan


-


-


-


40


24


22


-


-


86
3.
Kepala keluarga menurut status pekerjaan


-


-


-


-


-


-


62


24


86
Sumber : Ketua Rt. 03/ Rw. 07


 Institut Pertanian Bogor Sebagai Agen Perubahan Sosial
            Berdirinya kampus Institut Pertanian Bogor memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan daerah di sekitarnya. Makna perubahan bagi masyarakat di Babakan Raya Dramaga ini merupakan jalan untuk kehidupan yang lebih baik. Perubahan adalah dinamika perjalanan, aktivitas kehidupan manusia berubah dan meningkat dari sesuatu yang jelek dan buruk menuju perbaikan dan dari kebodohan menuju kepandaian atau kemahiran serta dari ketidaktahuan menjadi tahu.[1] Maka hal tersebut sesuai dengan masyarakat Babakan Raya Dramaga yang sudah mulai meningkat taraf kehidupannya terutama dari segi ekonomi dan pendidikan.
Masyarakat Babakan Raya Dramaga tanpa terkecuali lingkungannya terindikasi telah berubah mulai dari pusat konsumsi dan komersialisasi merebak di sepanjang jalan Babakan Raya Dramaga. Keberadaan IPB yang letaknya berdampingan dengan Babakan Raya Dramaga mengundang para pendatang untuk memilih bertempat tinggal di wilayah tersebut. Masyarakat asli pun memanfaatkan keberadaan IPB untuk menaikkan taraf hidup ke arah yang lebih baik.  Dengan cara membangun rumah yang sengaja untuk dikontrakkan kepada mahasiswa yang belajar di IPB atau dikontrakkan kepada pendatang yang memang ingin menetap di Babakan Raya Dramaga, bahkan rumah miliknya di jadikan tempat usaha kost-kostan demi menaikkan penghasilan.
Bergaul dan berinteraksi dengan ruang lingkup yang di dalamnya terdapat civitas akademika yang belajar di IPB dan hal ini berlangsung secara terus-menerus maka menimbulkan rasa imitasi yang kuat di masyarakat Babakan Raya Dramaga. Mengingat taraf hidup yang mulai naik maka masyarakat Babakan Raya Dramaga ini banyak yang sudah bisa membiayai anak-anaknya sekolah sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik dan mandiri.
Selain itu, di Dramaga muncul perumahan elit dan hotel yang terletak dalam radius 100-200 Km dari IPB dan Babakan Raya Dramaga, yaitu Perumahan Dramaga Cantik dan Pakuan Regency serta Hotel Duta Berlian, mengindikasikan bahwa di Dramaga itu sendiri mengalami suatu polarisasi dalam hal struktur masyarakatnya. Akibatnya, pola interaksi dan struktur mobilitas yang terjadi mengalami suatu pergeseran dari pola terdahulu dengan pola yang terjadi saat ini.

Gambar 2
Jalan Babalan Raya Dramaga
Sumber : Koleksi pribadi penulis, Mei 2010

Di sepanjang Jalan Babakan Raya Dramaga dipenuhi oleh ruko-ruko yang menjual berbagai macam kebutuhan hidup. Pedagang ini memenuhi setiap bahu jalan sehingga cenderung terlihat kepadatan. Trotoar jalan bagi pejalan kaki pun tidak luput menjadi lahan untuk berdagang atau sekedar menjadi lahan parkir motor. Pada hari minggu, jalan Babakan Raya Dramaga ini dijadikan pasar dadakan. Para pedagang menggelar dagangannya dengan cara membuat lapak untuk menjajakan barang dagangannya. Sehingga pada hari minggu, cenderung padat, disesaki oleh masyarakat yang mencari kebutuhan sehari-hari atau hanya melihat saja.
Berdirinya IPB tidak hanya sebagai institusi dalam pendidikan tetapi menjadi tempat sosialisai dan tempat wisata bagi penduduk sekitar Dramaga. Lokasi dan keadaan geografis yang strategis serta tata kelola taman yang baik menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Hal inilah yang mengakibatkan jalan Babakan Raya Dramaga menjadi ramai dan sering kali menjadi tempat berkumpul, membuat janji untuk bertemu seseorang atau rekan karena di sepanjang jalan Babakan Raya Dramaga terdapat arena jajanan yang bersifat tradisional hingga modern berupa Rumah Makan dan Café yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Babakan Raya Dramaga ini menjadi tempat favorit warga serta menjadi arena konsumsi masyarakat Dramaga.

Penutup
Pada hakikatnya masyarakat berubah pola struktur masyarakatnya sesuai dengan apa yang dituntut oleh perkembangan zaman dan orientasi kebutuhan hidupnya. Keinginan rasa untuk hidup lebih baik dan menaikkan taraf hidup menjadi rasa naluri yang alami. Mencoba dan mencari peluang untuk meraihnya pun menjadi bagian dalam merubah kondisi sosial di masyarakatnya. Hal ini merupakan contoh dari perubahan sosial yang terjadi di Babakan Raya Dramaga. Dengan berdirinya IPB, pola struktur masyarakat di wilayah ini berubah, mulai dari pola mata pencahariannya, pertambahan penduduk, pola interaksi, pola perilaku dan pendidikan terkena dampak dari perubahan sosial yang terjadi di Babakan Raya Dramaga ini.
            Seiring dengan berkembangnya daerah-daerah di Kabupaten Bogor melancarkan pola perubahan di Babakan Raya Dramaga. Dahulu suku yang mendiami area ini hanya suku sunda tetapi sekarang suku sunda hidup berdampingan dengan suku-suku yang lain, seperti suku jawa, melayu, papua, padang dan betawi. Kehidupan bermasyarakat yang dahulu bersifat homogen sekarang berubah menjadi heterogen.

Skema 1
Perubahan Sosial di Komunitas Jalan Babakan Raya Dramaga
Rt. 03/07, Dramaga


Berdasarkan hasil penelitian dampak positif yang paling dirasakan masyarakat Babakan Raya Dramaga adalah berubahnya mata pencaharian sehingga berdampak pada pola pendidikan dan taraf hidup masyarakat. Maka, bervariasinya mata pencaharian masyarakat tidak hanya dalam bidang formal tetapi juga di bidang informal. Disamping itu terdapat sisi negatif yang di rasakan masyarakat Babakan Raya Dramaga. Berkurangnya lahan pertanian dan beralih fungsinya lahan menjadi rumah-rumah penduduk memberikan nilai tersendri terhadap perubahan sosial yang terjadi. Pola hubungan masyarakat yang berasaskan kegotong royongan mulai pudar. Pada dasarnya gotong royong merupakan suatu usaha dalam menolong sesama yang didalamnya tidak terdapat kepentingan lain (imbalan) selain kepentingan bersama. Lain pada kenyataannya, di Babakan Dramaga kegotong royongan ini terdapat kepentingan-kepentingan lain yang mendasarinya.

 
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Sunarto. 2004. “Pengantar Sosiologi (edisi/revisi)”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soejono Soekanto. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua 1986. Jakarta: CV. Rajawali.

SUMBER LAINNYA
http://bogor.8k.com/sejarah.htm
www.google.com dengan tags Peta Babakan Raya Dramaga diakses pada tanggal 23 Maret 2010










[1] Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua 1986, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986) hlm. 283


[1] Hasil wawancara informan Pak Edi pada tanggal  03/04/2010

[1] http://www.ipb.ac.id/?p=1 diakses pada tanggal 06/04/2010
[2] Hasil wawancara informan Ibu Atik Pada tanggal 03/04/2010







[1] Kamanto Sunarto, “Pengantar Sosiologi (edisi/revisi)”, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia), hlm. 207

Tidak ada komentar:

Posting Komentar